nusakini.com-Baku-​Sebagai langkah dalam memetakan potensi kerjasama bilateral antara RI – Azerbaijan, memperoleh informasi pasar yang spesifik dan meningkatkan ekspor RI ke Azerbaijan, KBRI Baku mengunjungi sentra-sentra bisnis dan industri di kota Qobu, Sabirabat dan Imishli.

Dalam kunjungan tersebut, KBRI Baku berkesempatan untuk meninjau kompleks pabrik pembuatan produk herbal (Herba Flora), pabrik rempah-rempah dan bumbu (Amin Qida Senaye MMC), pabrik gula pasir (Azer Sheker LLC), lembaga perkreditan (Aqrar Kredit), dan pabrik pengalengan makanan (Sabirabad Konserv JSC).

Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan, Hildi Hamid menyatakan bahwa kunjungan ini tidak hanya untuk meninjau secara langsung sentra bisnis dan industri namun juga secara langsung bertukar pikiran dan mendengarkan permasalahan maupun kendala-kendala yang dihadapi oleh para pengusaha Azerbaijan dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia. Sehingga terdapat langkah pemecahan masalah yang dapat membantu kedua pihak dalam kerjasama kedepannya.

Dalam kunjungan pertama, Dubes RI berkesempatan menijau pabrik Herba Flora yang merupakan produsen produk herbal terbesar di Azerbaijan. Salah satu pemilik pabrik tersebut merupakan konsultan herbal ternama di Azerbaijan dan Herba Flora memiliki beberapa outlet khusus produk herbal yang tersebar di Baku serta mendistribusikannya ke berbagai apotek di Azerbaijan. Mengingat bahwa Indonesia terkenal dengan berbagai produk herbalnya yang mendunia maka terdapat keinginan bagi Herba Flora untuk semakin meningkatkan impor tanaman herbal dari Indonesia.

Sementara itu, dalam kunjungan ke pabrik Ilgim/AQS yang merupakan produsen bumbu rempah dalam kemasan dimana beberapa bumbu dasarnya antara lain cengkeh, kayu manis, kelapa parut, bubuk kakao berasal dari Indonesia. Pihak Ilgim menyampaikan keinginan untuk semakin meningkatkan volume impor rempah dari Indonesia mengingat keberagaman dan kualitas rempah-rempah yang dimiliki oleh Indonesia dan harga yang cukup bersaing dengan negara lain. AQS juga berencana meningkatkan volume impor produk Indonesia dan mengimpor produk lainnya seperti rokok kretek, balsem, dan minyak aroma terapi.

Dubes RI juga berkesempatan mengunjungi produsen gula pasir terbesar di Azerbaijan, Azer Seker. Dalam kunjungan tersebut dibahas mengenai proses pembuatan gula dan bahan baku yang digunakan oleh pihak Azer Seker. Azer Sheker mengekspor produk gula pasir ke negara-negara CIS, Iran, dan Iraq. Azer Sheker juga memasok kebutuhan gula pasir untuk Coca-cola, Pepsi, dan pabrik minuman lainnya di Azerbaijan.

Dalam kunjungan ke pabrik pengalengan makanan dan pengemasan minuman, Dubes RI turut meninjau proses pengemasan produk seperti asinan dan jus yang mana produk tersebut diekspor ke beberapa negara tetangga seperti Rusia, Georgia, Israel dan negara CIS lainnya. Pabrik tersebut telah berdiri sejak tahun 1983 dan memproduksi minuman dan saos berbahan buah delima. Pada masa Uni Soviet, Sabirabad Konserv adalah produsen jus buah delima terbesar di Azerbaijan. Saat itu, Sabirabad merupakan sentra produksi buah delima terbesar di seluruh wilayah Uni Soviet.

​Mengakhiri kunjungan di kota Imishli, Dubes RI turut mengunjungi Aqar Kredit yang merupakan Lembaga perkreditan khusus bidang pengembangan usaha bagi petani. Dalam pertemuan tersebut, dijelaskan mengenai lembaga Aqar Kredit yang melaksanakan program pemerintah dalam membantu baik perusahan besar, kecil dan individu untuk mendapatkan modal bagi usahanya dengan sistem pembayaran kredit yang tidak memberatkan dan syarat-syarat yang mudah. Aqar Kredit yang memiliki 12 cabang kota di Azerbaijan yang tujuan utamanya diperuntukkan untuk membantu masyarakat telah memberikan manfaat yang besar bagi ribuan petani dan pengusaha dalam mengembangkan usahanya.​(rls)